Pemerintah optimis dana APBN yang masih tersisa senilai Rp 1.200 triliun per September 2022 mampu terserap di kuartal IV tahun ini. Pasalnya, selama 5 tahun terakhir tren transaksi pemerintah di kuartal IV selalu meningkat.
Dalam Perpres 98/2022 anggaran belanja negara ditetapkan sebesar Rp 3.106,4 triliun, namun hingga 30 September 2022 pemerintah baru merealisasikan belanja sebesar Rp 1.913,9 triliun atau baru terserap 61,6%
Artinya, pemerintah masih memiliki ruang belanja hingga Rp 1.192,5 triliun.
“Sisa tiga bulan kita masih ada Rp 1.200 triliun itu benar. Data historis kita di 5 tahun terakhir menunjukkan transaksi Q4 trennya naik, pengeluaran sekitar Rp 900-970 triliun, jadi kita optimis terserap,” kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Made Arya Wijaya pada pertemuan Media Gathering Kementerian Keuangan di Bogor, Jumat (4/11/2022).
Made mengatakan kenaikan tren belanja pemerintah di Kuartal IV dikarenakan untuk membiayai proyek kontraktual yang umumnya dibayarkan di bulan November dan Desember.
“Karena biasanya semua kontrak akan dibayar di Desember, karena kebiasaan kontraktor kita ketika menang tender itu kewajiban pemerintah sebagai pemilik proyek memberikan uang muka 20%. Rata- rata kontraktor yang bagus yang modalnya cukup baik, dengan uang muka cukup bisa dilakukan, jadi numpuk di bulan Desember pelunasannya,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa sisa anggaran tersebut selain digunakan untuk membayar pelunasan proyek kontraktual juga akan digunakan untuk pembayaran kompensasi dan subsidi energi.
“Kenapa kita optimis? Karena selisihnya adalah alokasi yang kita sediakan untuk bayar subsidi dan kompensasi. Jadi kita optimis, sisa anggaran akan terserap sampai dengan akhir Desember,” tambahnya.
Berdasarkan data terbaru yang diterima Made per 31 Oktober 2022, realisasi belanja sementara yang masuk mencapai Rp 2.376 triliun. Itu artinya, setidaknya Oktober ini pemerintah sudah membelanjakan anggaran senilai Rp 462,1 triliun. Namun, ia masih menunggu data lain yang masuk untuk memastikan angka pasti pembelanjaan negara di bulan Oktober 2022.
“Tapi ini disclaimer ya masih data sementara. Kita tunggu pengumuman pastinya nanti,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa di sisa akhir tahun 2022, dari pagu belanja negara di dalam Perpres 98/2022 sebesar Rp 3.106,4 triliun, pemerintah baru merealisasikan belanja sebesar Rp 1.913,9 triliun atau baru terserap 61,6% hingga 30 September 2022.
Artinya, pemerintah masih memiliki ruang belanja hingga Rp 1.192,5 triliun. Dalam paparan hasil rapat KSSK, Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis sisa anggaran belanja APBN 2022 yang sebesar Rp 1.192,5 triliun dapat direalisasikan.
Sri Mulyani mengatakan dalam rangka menjaga momentum pemulihan secara agregat, momentum belanja APBN sifatnya sangat kuat. Dia bersikukuh bahwa 40% dari alokasi anggaran yang akan dieksekusi dalam kuartal terakhir.
“Itu akan menambah agregat demand yang sangat signifikan,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, dikutip Jumat (4/11/2022).
Optimisme Sri Mulyani ini ditenggarai oleh adanya alokasi belanja negara yang cukup besar. Contohnya, kata Sri Mulyani, Kemenkeu telah membayar seluruh kompensasi kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) sebesar Rp 163 triliun.
Adapun untuk pembayaran kompensasi untuk Kuartal III-2022 dipastikan akan dilakukan segera setelah hBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selesai melakukan audit.
Selain itu, pemerintah juga masih akan melakukan penyaluran bantuan sosial hingga akhir tahun.