Solo – Para petani di Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Klaten, mengadakan acara gropyokan, atau acara gotong royong perburuan tikus di sawah. Namun nahas, saat proses pemusnahan itu mereka tidak sengaja menggetok seekor ular kobra sepanjang 1,5 meter.
Acara gotong royong berburu tikus itu terjadi pada Selasa (6/2/2024), pukul 07.30 WIB. Pantauan detikJateng, ada 40 orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut, mulai dari petani, perangkat desa, relawan bencana, TNI-Polri, dan petugas dari Dinas Pertanian Klaten.
Proses gropyokan dimulai dengan warga mencangkul gundukan tanah untuk mencari sarang tikus. Selanjutnya, sarang-sarang tersebut diguyur air, sehingga tikus berlarian menyelamatkan diri.
Para petani yang sudah siap di tepian sawah dengan alat pemukul pun ‘menyambut’ hewan pengerat itu dengan memukuli beramai-ramai.
Sekitar pukul 09.15 WIB, para petani berjajar di tepi parit menghadap ke utara, sebagian memegang jaring. Di depan barisan pemegang jaring, sekitar lima orang membawa cangkul menggali lubang tikus.
Saat petani menggali lubang di dekat pohon mahoni, sebagian dari mereka berteriak bersiap menggebuk tikus. Nahas, ular kobra yang baru nongol kepalanya dikira tikus sehingga refleks menjadi sasaran pukulan.
“Mestinya tidak dibunuh. Ini predator tikus,” ucap salah seorang petani peserta gropyokan yang kebetulan berada di sebelah detikJateng dengan nada menyesal.
Ular kobra itu panjangnya sekitar 1,5 meter. Kepalanya yang seukuran tikus dewasa terlanjur gepeng karena terpukul oleh pentungan warga.
Ketua Gapoktan Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Agus Sriyono mengatakan kegiatan gropyokan tikus ini didukung oleh pemerintah desa dan dinas.
“Ini kita di-support Dinas, petani jadi bersemangat lagi. Ibaratnya kita sebenarnya sudah tidak kuat, tapi ini kita semangat lagi,” kata Agus kepada detikJateng.
Menurut Agus, serangan hama tikus tahun ini lebih parah dari tahun sebelumnya. Akibatnya, sebagian besar sawah di wilayahnya tidak panen.
“Ini tidak panen sama sekali. Sebetulnya kita mengharapkan perhatian pemerintah untuk menghadapi tikus,” kata Agus.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharjo menyatakan di Kecamatan Juwiring dan sekitarnya hampir setiap hari ada gropyokan tikus.
“Total hanya 22 hektare (yang terdapat hama tikus), itu yang ada tanamannya baik di Kecamatan Cawas, Juwiring, Karangdowo, dan lainnya. Kita gunakan gropyokan manual karena lebih aman,” kata Lilik kepada detikJateng di lokasi.