Pemerintah hendak memberikan subsidi terhadap pembelian mobil dan motor listrik. Tidak ada keterangan untuk siapa penerima manfaat sebenarnya subsidi itu. Dugaan kuatnya untuk menarik minat Elon Musk investasi pabrik Tesla di sini. Tapi, selain itu tampak jelas akan banyak konglomerat nikel dan pemain kendaraan listrik lokal yang bakal kecipratan cuan jumbo. Siapa saja? Lalu, rakyat dapat apa?
Rencananya, besar subsidi mobil fulllistrik Rp 80 juta/unit, mobil separuh listrik atau hybrid Rp 40 juta/unit dan motor listrik baru Rp 8 juta/unit dan motor konversi (ganti mesin listrik sebesar) Rp5 juta/unit. Kalau menggunakan asumsi target jumlah mobil dan motor listrik pemerintah yang mengaspal 2025, yaitu 400 ribu unit mobil dan 1,76 juta motor, maka ada duit hasil pajak sebesar Rp 46 triliun yang akan menguap untuk membiayainya.
Duit itu bila dibagikan kepada seluruh orang miskin Indonesia-yang jumlahnya 26 juta-per kepala bisa kantongi Rp1,7 juta. Ini sama dengan seluruh anggaran subsidi iuran kesehatan BPJS Kesehatan untuk 96 juta jiwa pada 2023. Ini cukup untuk bayar biaya kuliah lebih dari 2 juta mahasiswa sampai lulus. Jumlah subsidi itu akan membengkak, bila menggunakan target pemerintah 2030 sebanyak 2,2 juta mobil dan 13,5 juta motor.
Pemerintah belum terang membuka untuk apa dan siapa persis sebenarnya duit sebanyak itu, dan dampak ekonomi dalam kalkulasi statistik. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan secara umum, tidak terperinci dampak dari kebijakan yang hendak di telurkan sebentar lagi ini. Ada empat, lihat tabel.
Dari keempat alasan itu, nomor ketiga paling mencolok. Tidak jelas siapa investor asing yang sedang dibidik oleh pemerintah. Namun, sudah menjadi rahasia publik pemerintah sedang ngebetbetul dengan Elon Musk, pemilik pabrikan mobil listrik nomor wahid dunia Tesla. Bahkan kompetitor negara lain, hanya Presiden Joko Widodo yang mengunjungi Elon langsung ke kantornya di Amerika Serikat. Dari kabar berita yang berkembang, seperti diberitakan Bloomberg beberapa waktu lalu, dealdengan Tesla sudah dekat sekali.
Pada Mei tahun lalu Jokowi menyinggahi kantor Tesla dan berhasil menyegel kontrak pasokan nikel senilai US$5 miliar. Namun, Presiden tampaknya ingin lebih jauh, sebab dari wawancara dengan Bloomberg tak lama setelah pertemuan itu, dia mengatakan ingin agar Tesla membangun pabrik mobilnya di Indonesia dengan target 1 juta unit per tahun. Di luar AS, Tesla hanya memiliki pabrik di China dan Jerman.
Untuk ambisi ini Indonesia bersaing ketat dengan Korea Selatan. Mengutip Reuters, Kantor Kepresidenan Korsel mengatakan bahwa Elon Musk menyebut Korsel adalah kandidat utama untuk pabriknya di Asia. Pertemuan antara Elon dan Presiden Korsel ini dilakukan secara daring pada November lalu. Menteri Agus dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden negara-negara di Eropa, China dan juga Thailand memberikan insentif guna mendorong jumlah kendaraan listrik. Namun, tidak disebutkan insentif dalam bentuk apa.
Dari penelusuran CNBC Indonesia Research, sejak September 2022 pemerintah Thailand memberikan subsidi kendaraan listrik sebesar 70 ribu sampai 150 ribu baht per unit, setara Rp30 juta dan 68 juta. Ini belum termasuk insentif dalam bentuk cukai dan pengurangan pajak impor. Adapun China telah menggelontorkan US$15 miliar untuk mendorong pembelian kendaraan listrik dan dihentikan mulai bulan ini, tapi menyisakan insentif untuk pajak pembelian. Sementara di Eropa, subsidi sebanyak 10 ribu euro/unit dan 4,500 euro/unit untuk mobil hybrid.
Sementara itu menilik optimalisasi tambang nikel, berdasarkan kalkulasi Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM bila nilai ekonomi nikel ketika sudah menjadi mobil listrik akan berlipat 11 kali. Sebagai gambaran produksi nikel Indonesia mencapai sekitar 1 juta metrik ton pada 2021. Bila seperempat saja volume produksi itu dipakai untuk bahan baku mobil listrik, dikali harga terendah nikel dalam satu tahun terakhir US$20 ribu/ metrik ton dan estimasi BKPM, maka cuan ekonomisnya mencapai US$5 miliar. Indonesia adalah produsen terbesar nikel dengan cadangan 21 juta metrik ton.
Cuan Bisnis Kendaraan Listrik
Potensi cuan melimpah yang bakal dikantongi para pengusaha dan korporasi yang bersinggungan dengan ekosistem kendaraan listrik mulai hulu hingga hilir. Mereka bakal mendapat durian runtuh mengingat besarnya dampak ekonomi yang didapat. Dari emiten di bursa saja, banyak yang bakal kecipratan cuan. Di sisi hulu umumnya merupakan perusahan tambang yang dimiliki pemerintah, sementara pada sektor hilir ada macam-macam bisnis yang terlibat.
Yang menarik ada nama PT. TBS Energi Utama Tbk (TOBA), emiten yang 10% sahamnya dimiliki Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan. TOBA bersama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membentuk perusahaan patungan bernama PT Energi Kreasi Bersama (Electrum) pada November 2021, dengan komitmen awal investasi sebesar $10 juta dari total $1 miliar dalam lima tahun ke depan.
Rakyat Dapat Apa?
Belum ada kajian resmi dan rinci dari pemerintah mengenai dampak langsung dan tidak langsung kebijakan subsidi kendaraan listrik ini pada masyarakat. Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa pengembangan kawasan industri Batang di Jawa Tengah yang menelan dana Rp 142 triliun dan akan difokuskan pada industri mobil listrik dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu orang.
Saat ini Indonesia baru mempunyai dua pabrik mobil listrik, yaitu milik pabrikan Korea Selatan Hyundai dan pabrikan China, Wuling. Keduanya merakit mobil listrik di fasilitas produksinya di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Adapun Toyota secara resmi sudah mengumumkan dana Rp 27 triliun untuk investasi terkait mobil listrik di Indonesia.
Dampak subsidi terhadap harga jual kendaraan listrik tampannya tidak signifikan karena harga masih akan cukup tinggi. Berikut kisaran harga beberapa mobil full listrik sebelum subsidi yang beredar dipasaran.