Sebuah jet tempur Rusia menjatuhkan pesawat tak berawak atau drone Angkatan Udara AS di atas Laut Hitam pada Selasa (14/3/2023).
Komando Eropa AS mengatakan pesawat tak berawak Reaper MQ-9 dan dua pesawat Su-27 Rusia terbang di atas perairan internasional di atas Laut Hitam ketika salah satu jet Rusia dengan sengaja terbang di depan dan membuang bahan bakar ke pesawat tak berawak itu beberapa kali.
Pesawat tersebut kemudian menabrak baling-baling drone tersebut, mendorong pasukan AS untuk menjatuhkan drone MQ-9 di perairan internasional.
Juru bicara Pentagon Brigjen Patrick Ryder menambahkan pada Selasa bahwa pesawat Rusia terbang di sekitar drone selama 30 hingga 40 menit sebelum bertabrakan tepat setelah pukul 7 pagi Waktu Eropa Tengah.
Adapun, Jenderal Angkatan Udara James B. Hecker, komandan AS Angkatan Udara Eropa dan Angkatan Udara Afrika mengatakan esawat MQ-9 kami sedang melakukan operasi rutin di wilayah udara internasional ketika dicegat dan ditabrak oleh pesawat Rusia, yang mengakibatkan kecelakaan dan hilangnya MQ-9 sepenuhnya.
“Faktanya, tindakan Rusia yang tidak aman dan tidak profesional ini hampir menyebabkan kedua pesawat jatuh,” katanya, dilansir CNN International.
Insiden tersebut menandai pertama kalinya pesawat militer Rusia dan AS melakukan kontak fisik langsung sejak Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu dan kemungkinan akan meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengatakan bahwa Rusia tidak menginginkan “konfrontasi” antara negaranya dan AS setelah dia dipanggil ke Departemen Luar Negeri menyusul jatuhnya drone tersebut.
“Kami memilih untuk tidak menciptakan situasi di mana kami dapat menghadapi bentrokan yang tidak diinginkan atau insiden yang tidak diinginkan antara Federasi Rusia dan Amerika Serikat,” kata Antonov.
Antonov, yang berada di dalam Departemen Luar Negeri selama lebih dari setengah jam, mengatakan Asisten Menteri Luar Negeri Karen Donfried menyampaikan kekhawatiran AS tentang insiden tersebut dan bahwa mereka “bertukar komentar kami tentang masalah ini karena kami memiliki beberapa perbedaan.”
“Bagi saya, itu adalah percakapan yang konstruktif tentang masalah ini. Saya telah mendengar ucapannya, saya harap dia mengerti apa yang saya sebutkan,” kata Antonov.
Dia juga mengeklaim bahwa Rusia “telah menginformasikan tentang ruang ini yang diidentifikasi sebagai zona operasi militer khusus.”
“Kami telah memperingatkan untuk tidak masuk, tidak menembus,” katanya, menanyakan bagaimana reaksi AS jika drone Rusia mendekati New York atau San Francisco.
Dia juga membantah jet Rusia telah melakukan kontak dengan drone dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada Selasa, dengan mengatakan bahwa drone “melakukan penerbangan tanpa panduan dengan kehilangan ketinggian.”
“Drone terbang dengan transpondernya mati, melanggar batas wilayah udara sementara yang ditetapkan untuk operasi militer khusus, dikomunikasikan ke semua pengguna wilayah udara internasional, dan diterbitkan sesuai dengan standar internasional,” katanya.